Pneumonia Picu Ribuan Kematian, Dokter Imbau Masyarakat Segera Divaksin

KESEHATAN25 Dilihat

Kasus Pneumonia Kembali Meningkat, Warga Diimbau Waspada

Walhisleman – Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah rumah sakit di wilayah Indonesia, termasuk Jakarta, Surabaya, dan Medan, melaporkan kenaikan jumlah pasien pneumonia, terutama pada kelompok anak-anak dan lansia. Fenomena ini membuat sejumlah pakar kesehatan kembali mengingatkan pentingnya pencegahan melalui vaksinasi dan deteksi dini.

Salah satu suara paling lantang datang dari dr. Diana Lestari, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam yang aktif menangani pasien infeksi saluran pernapasan di RSUP Persahabatan. Ia menegaskan bahwa pneumonia bukan penyakit biasa, dan angka kematiannya tidak bisa dianggap remeh.

“Pneumonia bisa menyebabkan komplikasi berat, bahkan kematian, terutama pada kelompok rentan. Vaksinasi adalah langkah preventif paling efektif yang saat ini bisa kita dorong,” tegas dr. Diana.

Apa Itu Pneumonia? Jangan Anggap Sepele Radang Paru Ini

Definisi dan Gejala Awal Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang menyebabkan kantung udara (alveoli) meradang dan terisi cairan atau nanah. Gejala umumnya meliputi:

  • Demam tinggi
  • Batuk berdahak
  • Sesak napas
  • Nyeri dada saat bernapas
  • Lemah dan mudah lelah

Pada anak-anak dan lansia, gejalanya bisa lebih samar namun dampaknya bisa lebih parah. Bahkan pada beberapa kasus, pneumonia bisa berkembang cepat dalam waktu 48 jam dan menyebabkan kegagalan pernapasan.

Faktor Risiko yang Perlu Diperhatikan

Pneumonia lebih rentan menyerang individu dengan kondisi berikut:

  • Anak usia di bawah 5 tahun
  • Lansia di atas 60 tahun
  • Penderita komorbid seperti diabetes, asma, dan penyakit jantung
  • Perokok aktif dan pasif
  • Imunokompromais (pasien HIV, kemoterapi)

Data Mengerikan: Pneumonia Jadi Salah Satu Penyebab Kematian Tertinggi

Statistik Nasional dan Global

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, pneumonia masih menjadi penyebab kematian nomor satu pada balita di Indonesia. Pada tahun 2024, tercatat lebih dari 12.000 kematian balita akibat pneumonia.

Sementara itu, data WHO menyebutkan bahwa pneumonia bertanggung jawab atas lebih dari 2,5 juta kematian global setiap tahun, dengan sebagian besar korban berasal dari negara berkembang.

Kematian yang Sebenarnya Bisa Dicegah

Ironisnya, menurut para pakar, sebagian besar kasus pneumonia bisa dicegah melalui vaksinasi, akses pengobatan dini, dan edukasi masyarakat. Sayangnya, kesadaran masyarakat akan vaksin pneumonia masih rendah, terutama di kalangan dewasa muda dan lansia.

Vaksinasi Pneumonia: Perlindungan yang Sering Terlupakan

Jenis Vaksin Pneumonia yang Tersedia

Di Indonesia, vaksin ini yang umum digunakan adalah:

  • PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) – untuk anak-anak
  • PPSV23 (Pneumococcal Polysaccharide Vaccine) – untuk lansia dan dewasa dengan risiko tinggi

Vaksin ini dapat melindungi tubuh dari bakteri Streptococcus pneumoniae, penyebab utama yang sangat berat.

Siapa yang Perlu Divaksinasi?

Dokter Diana menyarankan vaksinasi ini diberikan kepada:

  • Anak-anak usia 2–59 bulan
  • Lansia usia 60 tahun ke atas
  • Pasien dengan penyakit paru kronis, jantung, ginjal, atau sistem imun rendah
  • Perokok aktif
  • Tenaga kesehatan

“Vaksin ini juga bukan hanya untuk bayi, tapi juga sangat penting bagi orang dewasa. Ini yang masih banyak disalahpahami masyarakat kita,” tambahnya.

Mengapa Vaksinasi Efektif Menurunkan Risiko Kematian?

Meningkatkan Perlindungan Imunologi Spesifik

Vaksin ini sangat bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan bakteri penyebab infeksi paru-paru, sebelum mereka berkembang menjadi penyakit yang parah.

Vaksinasi terbukti dapat:

  • Mengurangi risiko terkena pneumonia berat
  • Mencegah komplikasi seperti sepsis atau gagal napas
  • Menurunkan angka rawat inap dan kematian, terutama pada lansia dan pasien komorbid

Efektivitas Terbukti Lewat Studi

Sebuah studi di jurnal The Lancet Infectious Diseases menunjukkan bahwa vaksin PCV mengurangi kejadian dari berat hingga 45% pada anak-anak, dan PPSV23 mengurangi risiko kematian akibatnya hingga 35% pada lansia.

Hambatan di Lapangan: Kurangnya Edukasi dan Akses Vaksinasi Pneumonia

Minim Sosialisasi di Puskesmas dan Faskes

Meskipun vaksin ini telah tersedia di berbagai fasilitas kesehatan, distribusinya belum merata. Banyak Puskesmas belum menyediakan vaksin ini secara rutin, terutama di wilayah pelosok.

Bahkan di kota besar, pengetahuan masyarakat soal manfaat vaksin ini masih sangat minim. Banyak orang mengira hanya bayi yang perlu divaksin, padahal kelompok usia lanjut justru paling berisiko.

Peran Pemerintah Daerah dan Komunitas

Beberapa daerah seperti Yogyakarta dan Bandung mulai menginisiasi program vaksinasi gratis untuk lansia, bekerja sama dengan rumah sakit dan komunitas lokal. Inisiatif seperti ini perlu diperluas agar semakin banyak warga bisa mengakses perlindungan yang sama.

Apa yang Bisa Dilakukan Masyarakat Sekarang?

1. Segera Konsultasikan dengan Dokter

Jika Anda atau anggota keluarga memiliki riwayat penyakit kronis atau sudah berusia lanjut, konsultasikan ke dokter tentang jadwal dan jenis vaksin yang sesuai.

2. Dukung Kampanye Vaksinasi di Lingkungan Anda

Dorong RT/RW, Puskesmas, atau komunitas setempat untuk mengadakan penyuluhan tentang vaksin, khususnya menjelang musim pancaroba saat risiko infeksi meningkat.

3. Jaga Imunitas Tubuh

Selain vaksin, gaya hidup sehat tetap penting untuk mencegah:

  • Konsumsi gizi seimbang
  • Hindari rokok dan polusi
  • Rutin cuci tangan
  • Cukup tidur dan minum air putih

Vaksinasi adalah Investasi Nyata untuk Kesehatan Paru-Paru

Ini bukan sekadar flu berat. Ia bisa membunuh dalam hitungan hari jika tidak ditangani dengan cepat, terutama pada kelompok rentan. Maka langkah paling bijak adalah melindungi diri dengan vaksinasi sedini mungkin.

Sebagai influencer kesehatan, saya percaya bahwa edukasi masyarakat adalah kunci. Dan ini saatnya kita sadar bahwa mencegah selalu lebih murah, lebih aman, dan lebih manusiawi daripada mengobati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *