Zara Qairina: Kronologi Kematian Misterius yang Buka Luka Besar di Malaysia

HEADLINE15 Dilihat

Awal Mula Kejadian: Pagi yang Mengubah Segalanya

Tanggal 16 Juli 2025 menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan oleh keluarga, teman, dan seluruh rakyat Malaysia yang mengikuti berita ini. Sekitar pukul 03.00 pagi, suasana tenang di asrama putri SMKA Tun Datu Mustapha di Papar, Sabah, mendadak berubah mencekam.

Zara Qairina Mahathir, siswi Form One yang dikenal ceria dan aktif di kelas, ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di saluran pembuangan tepat di bawah bangunan asrama lantai tiga. Tubuhnya yang kecil terbaring kaku dengan luka-luka yang jelas terlihat, memunculkan pertanyaan besar: bagaimana seorang anak seusianya bisa berakhir di situ pada jam tersebut?

Para guru dan petugas asrama yang mendengar kabar itu segera berlari menuju lokasi. Dalam kepanikan, mereka menghubungi ambulans dan mengevakuasi Zara Qairina ke RS Queen Elizabeth I di Kota Kinabalu. Dokter yang menangani menyebut kondisinya kritis: koma, dugaan patah pada tangan dan kaki, serta cedera di kepala yang serius.

Perjuangan Singkat di Rumah Sakit

Selama beberapa jam di ruang perawatan intensif, tim medis berjuang keras untuk menyelamatkan Zara Qairina. Namun, luka yang dideritanya terlalu parah. Cedera kepala yang dialaminya menyebabkan pembengkakan otak, dan upaya medis hanya mampu mempertahankan hidupnya melalui bantuan mesin.

Pada 17 Juli 2025, dokter menyatakan bahwa fungsi otaknya sudah tidak dapat dipulihkan. Keputusan berat pun diambil oleh keluarga: melepaskan alat bantu yang menjaga Zara tetap bernapas. Sekitar pukul sore hari, Zara menghembuskan napas terakhirnya.

Kepergiannya meninggalkan luka mendalam. Seorang anak yang sehari sebelumnya masih belajar di kelas, kini terbujur kaku, dan keluarga harus menerima kenyataan pahit itu.

Pemakaman Tanpa Autopsi yang Memicu Pertanyaan

Jenazah Zara Qairina dibawa pulang ke kampung halamannya di Kampung Kalamauh Mesapol, Sipitang. Ia dimakamkan tanpa melalui proses autopsi.

Keputusan ini, meski atas persetujuan keluarga pada awalnya, menimbulkan banyak pertanyaan di kemudian hari. Mengapa dalam kasus kematian yang penuh tanda tanya, autopsi tidak dilakukan sejak awal? Apalagi lokasi kejadian adalah lingkungan sekolah, tempat yang seharusnya aman.

Tagar #JusticeForZara Menggema di Media Sosial

Tidak butuh waktu lama, kematian Zara Qairina menjadi perbincangan nasional. Warganet di seluruh Malaysia mulai menggunakan tagar #JusticeForZara untuk menuntut keadilan.

Muncul berbagai dugaan di kalangan masyarakat. Ada yang menduga Zara menjadi korban perundungan di sekolah, ada pula yang berspekulasi keterlibatan “anak orang berpengaruh” dalam peristiwa tersebut. Meskipun pihak berwenang belum memberikan pernyataan resmi terkait penyebab, tekanan publik terus membesar.

Para aktivis anak, selebritas, hingga politisi mulai menyuarakan keprihatinan dan mendesak agar penyelidikan dilakukan secara transparan.

Keluarga Temukan Kejanggalan

Pada akhir Juli 2025, keluarga Zara Qairina kembali mendatangi pihak kepolisian. Mereka menyampaikan bahwa saat prosesi memandikan jenazah, ditemukan memar-memar pada tubuh Zara yang belum pernah dijelaskan secara medis.

Mereka juga mempertanyakan mengapa pakaian terakhir yang dikenakan Zara tidak diperiksa sebagai barang bukti forensik. Dalam prosedur standar penyelidikan kematian mencurigakan, pemeriksaan forensik terhadap pakaian adalah langkah penting.

Desakan ini membuat publik semakin geram. Banyak yang menilai penyelidikan sejak awal sudah bermasalah dan berpotensi mengaburkan fakta sebenarnya.

Ekshumasi Jasad dan Autopsi Resmi

Tekanan publik yang semakin kuat membuat pihak berwenang akhirnya menyetujui ekshumasi jasad Zara Qairina pada 9–10 Agustus 2025. Proses ini dilakukan di bawah pengawasan ketat aparat dan keluarga.

Autopsi resmi yang dilakukan oleh tim patologi forensik menemukan fakta medis yang signifikan. Zara mengalami cedera otak traumatis berat disertai hipoksia-ishemik ensefalopati—kerusakan otak akibat kurangnya pasokan oksigen dan darah. Semua luka yang ditemukan dinyatakan konsisten dengan trauma akibat jatuh dari ketinggian.

Temuan ini memperkuat dugaan bahwa Zara Qairina jatuh dari lantai tiga, tetapi belum menjawab pertanyaan besar: mengapa dan bagaimana ia bisa berada di tepi bangunan pada dini hari?

Pelanggaran SOP Penyelidikan

Pihak kepolisian kemudian mengakui adanya pelanggaran prosedur dalam penyelidikan awal. Seharusnya, post-mortem wajib dilakukan dalam kasus kematian mencurigakan, bahkan tanpa persetujuan keluarga, jika ada indikasi non-alami.

Kegagalan memerintahkan autopsi sejak awal menjadi catatan buruk yang membuat publik semakin tidak percaya pada kinerja aparat. Saat ini, langkah disipliner terhadap petugas yang terlibat sedang dipertimbangkan.

Keputusan Inquest: Menelusuri Kebenaran di Pengadilan Koroner

Pada 13 Agustus 2025, Kejaksaan Malaysia mengumumkan akan mengadakan inquest resmi di Coroner’s Court. Proses ini bertujuan untuk menentukan penyebab pasti kematian Zara Qairina dan menilai apakah ada unsur kriminal yang harus ditindaklanjuti.

Inquest ini menjadi sorotan media nasional, mengingat banyak kasus serupa di masa lalu yang berhenti tanpa kejelasan. Keputusan ini disambut positif oleh keluarga, aktivis, dan masyarakat luas.

Gelombang Dukungan Politik dan Aktivis

Beberapa tokoh politik menyuarakan dukungan penuh terhadap proses inquest, menegaskan pentingnya transparansi dan independensi. Para aktivis perlindungan anak menekankan bahwa kasus ini harus menjadi titik balik dalam penegakan keamanan di sekolah asrama.

Mereka juga menuntut perbaikan regulasi, termasuk prosedur penyelidikan kematian di lingkungan sekolah agar tidak ada lagi keluarga yang harus menanggung kehilangan seperti yang dialami keluarga Zara.

Apa Itu Inquest dan Mengapa Penting?

Inquest adalah proses hukum di pengadilan koroner untuk menyelidiki penyebab kematian. Ini bukan sidang pidana, tetapi hasilnya bisa menjadi dasar untuk penyidikan kriminal.

Proses ini melibatkan saksi, bukti forensik, dan analisis medis. Tujuannya adalah untuk memastikan kebenaran terungkap secara objektif, tanpa intervensi pihak luar.

Menanti Kebenaran Terungkap

Kematian Zara Qairina bukan sekadar tragedi personal, tetapi juga cermin dari masalah sistemik yang perlu dibenahi. Keamanan siswa, transparansi penyelidikan, dan penegakan hukum menjadi isu utama yang disorot dalam kasus ini.

Dengan adanya inquest resmi, harapan publik semakin besar bahwa misteri ini akan terbuka, pelaku—jika ada—akan diadili, dan setiap pihak yang lalai akan dimintai pertanggungjawaban.

Perjalanan menuju kebenaran mungkin panjang, namun suara rakyat kini telah menjadi bahan bakar utama yang membuat kasus ini tetap hidup di panggung nasional. Semua mata tertuju pada pengadilan koroner, menunggu bab selanjutnya dari kisah tragis yang mengguncang Malaysia ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *